• FootNote adalah catatan kaki pada halaman untuk menyatakan sumber suatu kutipan;
  • 1.  FootNote dapat pula berisi komentar atas hal yang dikemukakan dalam teks atau komentar yang  
  •      apabila diletakkan dalam teks akan mengalihkan alur penuturan;
  • 2.  Nomor FootNote dimulai dari Nomor 1 dan berurut hingga akhir thesis;
  • 3.  Isi Footnote bisa berupa: 

BUKU
Pengarang 1 sampai 3 orang:
Hilman Hadikusuma, Hukum Waris Adat, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2003, hal. 23
Abdul R. Salian, Hermansyah, dan Ahmad Jalis, Hukum Bisnis Untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus, Kencana Prenada Media Group, 2005, hal. 25

Pengarang Lebih dari 3 orang:
Philipus M. Hadjon, et.al., Pengantar Hukum Administrasi Indonesia, Gajahmada University Press, Yogyakarta, 1995, hal. 67

Kumpulan Karangan, cantumkan editornya saja:
Tim Lindsey, (ed.), Hak Kekayaan Intelektual Suatu Pengantar, PT. Alumni, Bandung, 2006, hal. 28

Tidak ada Pengarang tertentu karena dikarang oleh badan, lembaga, perkumpulan, perusahaan negara, dll:
Balai Kursus Pendidikan Dosen, Pelatihan Dosen AA, USU Press, Medan, 2004, hal. 3

Buku Terjemahan:
Hans Kelsen, Teori Umum Hukum dan Negara, terjemahan Soemardi, Bee Media Indonesia, Jakarta, 2007, hal. 299

Jurnal:
T. Keizerina Devi, "Perkembangan Hukum Perdata Sejak Masa Kolonial Sampai Kemerdekaan", Citra Justicia, Volume II No.2, Desember 2006, hal. 4

Majalah:
Mochtar Naim, "Mengapa Orang Minang Merantau?", Tempo, 31 Januari 1975, hal. 39

SURAT KABAR
Berita (Tanpa Penulis):
"Tiga Pejabat PT.Pos Tersangka Korupsi", Waspada, Sabtu, 1 Maret 2008, hal. 1

Artikel dalam Surat Kabar:
Fajar As., "Gugatan Terhadap Serdang Bedagai", Waspada, Sabtu, 1 Maret 2008, hal. 6

Tajuk/ Editorial/ bagian dari surat kabar:
"The Editorial", The Washington Post, 13 Juni 2007, hal. 4

INTERNET
Tanpa Judul dan Penulis:
International Labor Organization Conference Session, http://www.contoh.com/c/32451/conference.htm, terakhir diakses 24 Desember 2009.

Dengan Judul dan Penulis:
Thomas Riley Marshall, "The U.S. Marshall", http://www.contoh.com/c/32451/u.s.marshall.htm, terakhir diakses 24 Oktober 2010.

UNDANG-UNDANG
Undang-Undang No.33 Tahun 1947 tentang Kecelakaan

Thesis/Disertasi
T. Keizerina Devi, Globalisasi Ekonomi dan Perubahan Hukum, Studi mengenai Penghapusan Poenale Sanctie di Sumatera Timur (1870-1950), Disertasi Doktor Ilmu Hukum, Universitas Sumatera Utara, 2004, hal. 29

Fachruddin, Analisis Yuridis Tentang Pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan Dengan Prinsip Bagi Hasil (Mudharabah) pada PT. Bank Syariah Mandiri Cabang Medan, Thesis, Ilmu Hukum, Pascasarjana, USU, 2008.

PIDATO
Erman Rajagukguk, "Globalisasi Hukum dan Kemajuan Teknologi: Implikasinya Bagi Pendidikan Hukum dan Pembangunan Hukum Indonesia", Pidato pada Dies Natalis Universitas Sumatera Utara ke 44, Medan, 20 Nopember 2001, hal. 4 

Perhatikan contoh penggunaan catatan kaki yang digunakan pada buku Filsafat Ilmu Sebuah Pengantar Populer karya Jujun Suriamiharja berikut! Perhatikan pula nomor pada teks dan keterangan sumbernya pada catatan kaki.

   --------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ilmu dan Moral
Penalaran otak orang itu luar biasa, demikian simpulan ilmuwan kerbau dalam makalahnya, namun mereka itu curang dan serakah ... .1) Adapun sebodoh-bodoh umat kerbau, sungguh menggelitik nurani kita. Benarkah bahwa makin cerdas maka makin pandai kita menemukan kebenaran, makin benar maka makin baik pula perbuatan kita? Apakah manusia yang mempunyai penalaran tinggi, lalu makin berbudi sebab moral mereka dilandasi analisis yang hakiki, ataukah malah sebaliknya: makin cerdas maka makin pandai pula kita berdusta? Menyimak masalah ini, ada baiknya kita memperhatikan imbauan Profesor Ace Partadiredja dalam pidato pengukuhannya selaku guru besar ilmu ekonomi di Universitas Gajah Mada, yang mengharapkan munculnya ilmu ekonomi yang tidak mengajarkan keserakahan?2)

...............................................................
1) Taufiq Ismail, Membaca Puisi, Taman Ismail Marzuki, 30-31 Januari 1980.
2) Kompas, 25 Mei 1981.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Bagi penulis, penggunaan catatan kaki ini sedikit lebih merepotkan dibandingkan dengan cara Harvard karena harus mengatur ruang pada bagian bawah halaman untuk tempat catatan kaki. Akan tetapi, bagi pembaca catatan kaki ini sangat memudahkan mengetahui sumber tanpa harus melihat daftar pustaka yang letaknya di bagian akhir buku.


Catatan kaki untuk buku dimulai dengan nama pengarang diikuti koma, judul buku (ditulis dengan huruf awal kapital dan dicetak tebal atau dicetak miring), nomor seri, jilid dan nomor cetakan (kalau ada), kota penerbit (diikuti titik dua), nama penerbit (diikuti koma), dan tahun penerbitan (ditulis dalam kurung dan diakhiri dengan titik).


Catatan kaki untuk artikel dan majalah dimulai dengan nama pengarang, judul artikel, nama majalah, nomor majalah jika ada, tanggal penerbitan, dan nomor halaman. Jika dari sumber yang sama dikutip lagi, pada catatan kaki ditulis ibid. (singkatan dari ibidum) yang artinya sama persis sumbernya dengan catatan kaki di atasnya. Jadi mirip dengan idem atau sda. Untuk sumber yang telah disisipi sumber lain, digunakan istilah op. cit. (singkatan dari opere citato). Untuk sumber dari majalah dan koran yang telah disisipi sumber lain digunakan istilah loc. cit. (singkatan dari loco citato).

Perhatikan contoh berikut!


.........................................................
2 Ratna Wilis Dahar, Teori-Teori Belajar (Jakarta: Depdikbud, 1988), hal. 18.
3 Nurhadi, Membaca Cepat dan Efektif (Bandung: Sinar Baru, 1986), hal. 25
4 Ibid., hal. 15
5 Ratna Wilis Dahar, op.cit., hal. 17


Catatan kaki di atas menunjukkan bahwa sumber nomor 4 sama dengan sumber nomor 3. Sumber nomor 5 sama dengan nomor 2.

Dalam sebuah karya ilmiah, penulis biasanya mempunyai daftar sumber informasi yang bisa menjadi rujukan para pembaca. Daftar ini disebut sebagai catatan kaki atau footnote dalam bahasa Inggris.

Karya ilmiah yang mencantumkan catatan kaki menunjukkan bahwa kualitas karya ilmiah tersebut lebih tinggi dan meningkatkan estetika penulisan. Keberadaan catatan kaki juga dapat memudahkan para pembaca untuk melihat sumber informasi yang dibutuhkan.

Catatan kaki memiliki dua bentuk, yaitu berupa referensi dan berupa keterangan tambahan. Catatan kaki yang berupa referensi merupakan pengakuan akan sumber informasi, pembuktian kutipan naskah, dan memberikan dukungan argumentasi atau pembuktian.

Sementara itu, catatan kaki yang berupa keterangan tambahan bisa memberikan penjelasan tambahan, memperjelas konsep, definisi dalam bentuk komentar, atau uraian tambahan sehingga menjadi uraian yang utuh.

Metode Penulisan Catatan Kaki
Berikut ini adalah metode penulisan catatan kaki.
  1. Catatan kaki dipisahkan dari naskah halaman yang sama dengan jarak tiga spasi.
  2. Antarcatatan kaki dipisahkan dengan satu spasi.
  3. Catatan kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
  4. Catatan kaki diketik sejajar dengan margin.
  5. Nomor urut angka Arab dan tidak diberi tanda apapun.
  6. Nomor urut ditulis lebih kecil dari hurup lainnya, misalnya font size 10.
Catatan kaki yang berupa rujukan atau data pustaka ditulis berdasarkan cara berikut ini.

  1. Nama pengarang tidak dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang tertulis pada buku dan diikuti koma.
  2. Jika nama yang ditulis lengkap disertai gelar akademis, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut.
  3. Judul karangan dicetak miring, tidak diikuti koma.
  4. Nomor halaman dapat disingkat hlm. atau h. Angka nomor halaman diakhiri tanda titik (.).
Contoh:

1 William N. Dunn, Analisis Kebijaksanaan publik, terj. Muhajir Darwin, (Yogyakarta: Hanindita, 2001), 20-32

2Dr. Albert Wijaya, “Pembangunan Pemukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota,” dalam Prof. Ir. Eko Budiharjo, M.Sc. (Ed), Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung: Alumni, 1992), 121-124.

Penulisan Ibid, Op.Cit. dan Loc. Cit.

Untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam catatan kaki, lazim digunakan singkatan Ibid, Op.Cit. dan Loc. Cit. penjelasannya adalah sebagai berikut.

  • Ibid merupakan singkatan dari kata Latin ibidem, yang berarti 'pada tempat yang sama' dengan di atasnya. Singkatan ini dipergunakan bila catatan kaki berikutnya merujuk pada karya atau artikel yang telah disebut dalam catatan nomor sebelumnya. Ibid ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya dan diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetak miring, dan diakhiri titik. Apabila halamannya sama, hanya digunakan singkatan Ibid, tetapi bila referensi berikutnya berasal dari halaman lain, urutan penulisannya adalah Ibid, halaman.
  • Op.Cit. merupakan singkatan dari kata Latin Opere Citato, yang berarti 'pada karya yang telah dikutip'. Singkatan ini digunakan bila menunjukkan buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain. Op.Cit. ditulis dengan huruf kapital pada awal suku kata, dicetak miring, dan setiap suku kata diikuti titik (.). Urutan penulisannya adalah nama family pengarang, Op.Cit., halaman.
  • Loc. Cit. merupakan singkatan dari kata Latin Loco Citato, yang berarti 'pada tempat yang telah dikutip'. Loc. Cit. biasanya digunakan untuk menunjuk atau menyebut sumber yang sama berupa artikel majalah, ensiklopedi, jurnal yang telah disebut sebelumnya, tetapi diselingi sumber lain. Jika halaman sumber sama, kata Loc. Cit. tidak diikuti nomor halaman. Akan tetapi, jika halaman sumber berbeda, kata Loc. Cit. diikuti nomor halaman. Urutan penulisannya adalah nama family pengarang, Loc. Cit.
Contoh:

1Daniel Goleman, Emotional Inteligence, (Jakarta: Gramedia, 2001), h. 43-156.

2Ibid, 210.

3Satjipto Rahardjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan, (Bandung: Alumni, 1976), 111.

4Goleman Op.Cit. 175

5Rahardjo, Loc.Cit.

Catatan kaki memiliki tempat khusus dalam karya tulis ilmiah. Keberadaan catatan kaki memberikan penilaian yang lebih berkualitas bagi suatu karya tulis ilmiah.

Hal ini menunjukkan bahwa karya tulis tersebut memiliki kejujuran intelektual, bukan plagiat dan mempertinggi estetika. Dengan demikian, catatan kaki merupakan bagian yang integral dalam karya tulis ilmiah sehingga setiap penulis perlu memperhatikan sistematika penulisan dalam menyusun catatan kaki.

Dalam sebuah buku sering ditulis kata ibid sebagai catatan kakinya… memang sebenarnya apa yang dimaksud ibid?
Ibid (dari bahasa Latin, kependekan dari kata “ibidem” yang berarti “tempat yang sama”) adalah istilah yang digunakan pada catatan kaki atau referensi yang menunjukkan bahwa sumber yang digunakan tersebut telah dikutip juga pada catatan kaki sebelumnya. Hal seperti ini sama artinya juga dengan idem (yang berarti telah disebutkan sebelumnya atau sama) disingkai “Id.,” yang umum digunakan pada kutipan legal.
Contoh penggunaan ibid:
[1] Ferdian., “tindakan kecil orang-orang besar”, RumbiPress, 2010, hal.23
[2] Ibid
[3] Id. at 29.
Referensi dari catatan kaki no. 2 adalah sama dengan no. 1
(Ferdian, “tindakan kecil orang-orang besar” pada hal 23), sedangkan referensi no 3 menunjukkan sumber yang sama tetapi hal yang berbeda, halaman 29.
Sumber dari ibid adalah tepat pada no sebelumnya.
Selain ibid, juga dikenal bahasa kutipan lain yaitu Op.Cit (opere citato/kutipan sebelumnya yang telah diselangi oleh kutipan sumber lain) dan loc.cit (locere citato=kutipan yang telah disebutkan pada halaman/bab selanjutnya). Penggunaan loc.cit dan Op.Cit sekarang sudah jarang digunakan lagi.
Dalam metode kutipan Kate.L.Turabian (oxford) kutipan tersebut diganti dengan sebagian nama penulis, sebagian nama buku, dan halaman.
Contoh penggunaan Op.Cit:
1Satjipto Raharjo, Hukum Masyarakat dan Pembangunan (Bandung: Alumni, 1976), 111.
2Daniel Goleman, Emotional Intelligence. (Jakarta: Gramedia, 2001), 161.
3Bobby dePorter & Mike Hernacki, Quantum Bussiness, terj. Basyarah Nasution, (Bandung: Kaifa, 2000), 63-87.
4Rahardjo, Op.Cit., 125.
Contoh penggunaan lo.cit:
1Sarwiji Suwandi, “Peran Guru dalam Meningkatkan Kemahiran Berbahasa Indonesia Siswa Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi”, Kongres Bahasa Indonesia VIII, (Jakarta : Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia, 2003), 1-15.
2Suwandi, Loc.Cit

bintang
1/11/2016 08:39:26 pm

mksh,,

Reply
9/2/2016 12:58:15 am

Tiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera di SELL TIKET Klik disini:
<a href="http://selltiket.com" rel="nofollow">selltiket.com</a>
Booking di SELLTIKET.COM aja!!!
CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!!

Ingin usaha menjadi agen tiket pesawat??
Yang memiliki potensi penghasilan tanpa batas.
Bergabung segera di <a href="http://agen.selltiket.com" rel="nofollow">agen.selltiket.com</a>

INFO LEBIH LANJUT HUBUNGI :
No handphone :085365566333
PIN : 5A298D36

Segera Mendaftar Sebelum Terlambat. !!!

Reply



Leave a Reply.